Built in Quality
PT Denso Indonesia
Denso adalah anggota dari Toyota Group, salah satu cabangnya di Indonesia adalah PT Denso Indonesia (DNIA). Denso menggunakan Sistem Produksi Toyota /Toyota Production System (TPS).
Toyota Production System
Berkat TPS, DNIA memproduksi sekitar 1.200 unit filter udara mobil berbagai tipe per hari di Pabrik Sunter. Produknya itu dipasok ke industri-industri mobil terkemuka, lokal dan Asia Tenggara. Proses produksi dimulai dari tempat menurunkan komponen dari pemasok, baik lokal maupun impor. Komponen ini ada yang langsung dikirim ke assembly line, ada pula yang mampir dulu ke bagian machining.
Di assembly line, setiap operator memeriksa part
yang diterimanya. Bila cacat, disisihkan dan diberi catatan (hasil
kerja operator sebelumnya harus diperiksa). Perakitan dilakukan oleh 3
operator dan 1 mesin otomatis sederhana. Operator mengerjakan tugasnya
dengan cekatan dan terukur, rapi, dan sesuai standar menggunakan
peralatan handal-sederhana yang hemat biaya. Penyusunan stasiun kerja (workstations)
diusahakan saling berhadapan atau membentuk huruf U; U-LAYOUT,
hal ini
bertujuan agar tata letak menjadi kompak (padat) dan saling berdekatan
sehingga memudahkan pekerja untuk saling berinteraksi dan memudahkan
rotasi pekerjaan.
Setelah perakitan selesai, sub-rakitan memasuki oven conveyor
untuk proses pengeringan lem besi. Sub-rakitan akan berjalan di atas
konveyor berkecepatan 20 cm/menit memasuki oven sepanjang 2,5 meter;
atau selama 23 menit, dengan semburan blower dan suhu 90°C. Di
ujung konveyor dipasang kawat portal dengan alarm agar ada isyarat jika
produk akan jatuh ke lantai. Kawat ini adalah salah satu Poka Yoke
POKA-YOKE, yaitu: suatu
peralatan hasil inovasi di lantai produksi yang mempunyai keandalan
tinggi dan berbiaya rendah untuk digunakan dalam sistem JIDOKA sehingga
mengurangi kesalahan dalam setiap proses.
JIDOKA
Setelah proses pengeringan, produk diproses oleh 2 operator; operator printing dan packing. Di depan operator printing digantungkan DEKI-DAKA (lembar kendali hasil) yang harus dicatat setiap jamnya oleh operator printing mengenai jumlah produksi aktual per jam berbanding target produksi per jam. Di depan operator paling hilir (downstream); operator packing, digantungkan jadwal perintah produksi
tiap tipe yang harus diselesaikan pada hari itu. Hal ini menandakan
bahwa sistem produksi berjalan berdasarkan tarikan operator sebelumnya
(PULL SYSTEM).
Dalam sistem produksi di tempat ini tidak ada gudang untuk produk jadi, produk jadi hanya menunggu di shooter finish goods dan staging area. Tidak ada barang yang mengalir tanpa KANBAN. Kanban produk jadi oleh operator packing dipindai dengan fasilitas komputer untuk data ke bagian inventori.
Di depan setiap operator digantungkan lembar standarisasi kerja
yang berisi hal-hal penting apa saja yang harus diperhatikan, tangan
mana yang harus bergerak, dan langkah apa selanjutnya. Lembar ini
mencegah terjadinya penyimpangan sehingga membantu membangun kualitas
dalam proses–Build in Quality (BiQ).
Di lantai
produksi tampak terdapat lampu sirene berwarna kuning. Ini disebut
ANDON, yaitu isyarat untuk menunjukkan bahwa di unit itu ada masalah dan
butuh bantuan. Selain andon kuning, terdapat juga andon hijau dan andon merah.
Kuning menandakan ada masalah kekurangan bahan, hijau berarti sistem
berjalan normal, dan merah menandakan lini/mesin berhenti karena ada
masalah. Bila andon kuning dinyalakan maka MIZUSUMASHI (operator penanganan bahan dan kanban) akan datang untuk membantu di mana proses tetap berjalan.
Dengan TPS
yang begitu efisien, teliti dan komprehensif, produk-produk Denso
terkenal memiliki kualitas tinggi. Kualitas tinggi adalah berkat
diterapkan Build in Quality (BiQ) di mana diterapkan konsep
operator adalah inspektor, seperti halnya supermarket operator
selanjutnya adalah konsumen yang berhak menerima kualitas dan kuantitas
terbaik dari kerja operator sebelumnya dan berhak komplain. Hasilnya
kualitas terjaga, perbaikan hanya pada proses awal, bukan di tengah atau
di akhir. Kualitas dibangun di dalam proses, bukan melalui repair atau perbaikan di proses selanjutnya. Dan tentu saja ada SOP (standard operation procedure) yang jelas. Untuk mencapai sasaran harga yang reasonable, TPS memilih mengurangi pemborosan untuk meningkatkan keuntungan.
Dalam TPS dikenal adanya istilah 3M (Muda, Mura, Muri)
yang harus dihilangkan. MUDA artinya aktifitas yang mubazir atau tidak
memberikan nilai tambah. MURA artinya melakukan pekerjaan tidak sesuai
prosedur atau semrawut. MURI artinya bekerja tidak sesuai beban
seharusnya. Dalam upaya tersebut juga, TPS berprinsip JIT agar
tersedianya produk saat dibutuhkan. Artinya TPS hanya memproduksi barang
sesuai kebutuhan, dalam jumlah yang diperlukan dan waktu yang
ditentukan. Ini menguntungkan karena menjaga minimum stok, kualitas
terjaga, hemat dan motivasi karyawan terjaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar